Jumat, 23 September 2011

Kemukjizatan Proses Penciptaan Manusia

Kemukjizatan  Proses  Penciptaan  Manusia


Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui perantara Ayah dan Ibu kita,tanpa bantuan Allah SWT, maka kita tiada hadir ke dunia ini untuk menjadi pemimpin bagi keberlangsungan dunia....Namun, ada beberapa manusia yang memang diciptakan oleh Allah tanpa melaui perantara Ayah dan Ibu,Siapakah mereka?  Ya... Benar merekah adalah Nabi Adam Alaihis Salam dan Siti Hawa...Firman Allah atas penciptaan Adam dan Hawa:

﴿ إِنَّ مَثَلَ عيسى‏ عِنْدَ اللهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرابٍ ثُمَّ قالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ ﴾

59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia) , maka jadilah dia. (Q.S. Ali Imran)

Di sini kita tidak akan membahas lebih lanjut tentang penciptaan Nabi Adam Alaihis Salam dan Siti Hawa karena penciptaan mereka berdua bersifat ghaib (tidak dapat dilihat dengan peralatan apapun dan dengan logika apapun tidak akan masuk akal kecuali keimanan kita terhadap Allah SWT) dan kejadian mereka itu pula terjadi di masa-masa yang sangat - sangat lampau, jauh sebelum adanya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.



Mari kita membahas penciptaan manusia yang ada di dalam rahim seorang ibu.....

﴿ سَنُريهِمْ آياتِنا فِي الْآفاقِ وَ في‏ أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلى‏ كُلِّ شَيْ‏ءٍ شَهيدٌ ﴾

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dunia dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhan-mu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (Q.S. Hâ Mîm As-Sajdah)



Pada tahap-tahap awal, Allah SWT telah menjelaskan tentang penciptaan ini yaitu:

﴿ الَّذي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْ‏ءٍ خَلَقَهُ وَ بَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسانِ مِنْ طينٍ ﴾

7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

﴿ ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ ماءٍ مَهينٍ ﴾

8. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). (Q.S. As Sajdah)

Penjelasan: "Kami telah menciptakan manusia dari Sulalah, yang berarti ''yang terbaik'' dari cairan mani yang dipancarkan. Satu sperma yang membuahi sel telur dari sekian juta sperma yang dipancadisebut oleh Al Qur'an dengan istilah "Sulalah". bagian terbaik dari keseluruhan cairan air mani yang dipancarkan. Dr. Zakir Naik, (2000)



﴿إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشاجٍ نَبْتَليهِ فَجَعَلْناهُ سَميعاً بَصيراً﴾

2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur (dan) Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan). Karena itu, Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Q.S. Al Insan)

Penjelasan: Penciptaan manusia dumulai dari bercampurnya air mani (sperma dan ovum) yang diistilahkan sama baik bagi kaum laki-laki dan perempuan yaitu mani - sperma dan ovum.



﴿ وَ لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طينٍ َ﴾

12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

﴿ ثُمَّ جَعَلْناهُ نُطْفَةً في‏ قَرارٍ مَكينٍ َ﴾

13. Kemudian Kami jadikan dia air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

﴿ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظاماً فَكَسَوْنَا الْعِظامَ لَحْماً ثُمَّ أَنْشَأْناهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخالِقينَ َ﴾

14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. Al Mukminuun)


Penjelasan: Mari kita lihat proses penciptaan manusia berdasarkan studi literatur......

1.

Photo di atas merupakan hasil percampuran antara sperma dan ovum sesaat sesudah terjadinya pembuahan.....
Maka, Al Qur'an pun menjelaskan dalam bahasa yang sederhana:

﴿إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشاجٍ نَبْتَليهِ فَجَعَلْناهُ سَميعاً بَصيراً﴾

2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur (dan) Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan). Karena itu, Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Q.S. Al Insan)


2. 

Sesaat setelah terjadinya pembuahan, maka berlanjut pada proses berikutnya yaitu pembelahan dan pemebntukan janin disertai dengan penanaman embrio ke dinding rahim.
Maka, Al Qur'an menceritakan kejadian tersebut sebagai berikut:

﴿ ثُمَّ جَعَلْناهُ نُطْفَةً في‏ قَرارٍ مَكينٍ َ﴾

13. Kemudian Kami jadikan dia air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Q.S. Al Mukminuun)


3.
    

Setelah embrio (janin) menanamkan dirinya dalam rahim, maka proses pembentukan organ-organ untuk organisme manusia pun dimulai.

Maka, Allah SWT berfirman:

﴿ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظاماً فَكَسَوْنَا الْعِظامَ لَحْماً ثُمَّ أَنْشَأْناهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخالِقينَ َ﴾

14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. Al Mukminuun)


4.


Catatan:
Tahapan-tahapan perkembangan embrio yang terdapat di dalam Al Qur'an hanyalah didasarkan atas penampakkan (rupa).
1. Pertama, penampakkan 'alaqa' yang tampil seperti 'seekor lintah', atau tampak seperti 'segumpal darah' 
2. Kedua, penampakan 'mudgha' yang tampil seperti 'segumpal daging'  
3. Ketiga, penampakkan 'izammaa' yang tampil seperti 'tulang-belulang'
4. Keempat, tulang-belulang tersebut dibungkus dengan daging yang kemudian tercipta manusia.


5.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)


Sesudah kita menjalani hidup, maka kita akan kembali kepada Sang Pencipta kita yaitu Allah SWT.
Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا
مِنْهَا؛ إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no. 918)


Kesimpulan:
1. Sesungguhnya Allah Maha Suci sebagai Pencipta yang paling baik.
2. Kita harus menghormati Ibu, Ibu dan Ibu kemdian Ayah kita karena tanpa mereka kita tiada hadir ke dunia ini.
3. Kita harus mengetahui darimana kita berasal dan kembali suatu saat kepada asalnya yaitu Allah SWT.